Inilah Pilar Agamamu: Penjelasan Ringkas Rukun Islam (3)
Pilar Islam Kedua: Menegakkan Sholat
Pilar Islam yang kedua setelah dua kalimat syahadat adalah menegakkan sholat lima waktu. Bahkan sholat ini adalah pembeda antara seorang yang beriman dan yang tidak beriman, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam, âSesungguhnya yang memisahkan antara seseorang dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan sholat.â (HR. Muslim). Oleh karena itu seorang muslim haruslah memperhatikan sholatnya. Namun sungguh suatu hal yang sangat memprihatinkan, banyak kaum muslimin di zaman ini yang meremehkan masalah sholat bahkan terkadang lalai dari mengerjakannya.
Lima waktu sholat tersebut adalah sholat Zhuhur, sholat Ashar, sholat Magrib, Sholat Isya dan Sholat Subuh. Inilah sholat lima waktu yang wajib dilakukan oleh seorang muslim. Mari kita simak sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, beliau berkata, âSholat lima waktu diwajibkan pada Nabi shalallahu âalaihi wa sallam pada malam Isra Miâraj sebanyak 50 waktu, kemudian berkurang sampai menjadi 5 waktu kemudian beliau diseru, âWahai Muhammad sesungguhnya perkataan-Ku tidak akan berubah dan pahala 5 waktu ini sama dengan pahala 50 waktu bagimu.â (Muttafaqun âalaihi)
Allah subhanahu wa taâala juga berfirman,
Ø£ÙÙÙ٠٠اÙصÙÙÙاÙØ©Ù ÙÙدÙÙÙÙÙ٠اÙØ´ÙÙÙ Ùس٠إÙÙÙ٠غÙسÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙÙÙجÙر٠إÙÙÙÙ ÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙÙÙجÙر٠ÙÙاÙÙ Ù ÙØ´ÙÙÙÙداÙ
âDirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).â (QS. Al Isra: 78)
Pada firman Allah,
Ø£ÙÙÙ٠٠اÙصÙÙÙاÙØ©Ù ÙÙدÙÙÙÙÙ٠اÙØ´ÙÙÙ Ùس٠إÙÙÙ٠غÙسÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙÙ
âDirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam.â
Terkandung di dalamnya kewajiban mengerjakan sholat Zuhur sampai dengan Isya kemudian pada firman-Nya,
ÙÙÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙÙÙجÙر٠إÙÙÙÙ ÙÙرÙØ¢Ù٠اÙÙÙÙجÙر٠ÙÙاÙÙ Ù ÙØ´ÙÙÙÙداÙ
âDan (dirikanlah pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).â terkandung di dalamnya perintah mengerjakan sholat subuh. (Lihat Syarah Aqidah al Wasithiyyah Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin).
Mendirikan sholat adalah kewajiban setiap muslim yang sudah baligh dan berakal. Adapun seorang muslim yang hilang kesadarannya, maka ia tidak diwajibkan mengerjakan sholat berdasarkan hadits dari Ali rodhiallahu âanhu dari Nabi shallallahu âalaihi wa sallam beliau berkata, âPena diangkat dari tiga golongan, dari orang yang tidur sampai dia bangun, dari anak kecil sampai dia mimpi dan dari orang gila sampai dia sembuh.â (HR. Abu Daud No 12,78 dan 4370 Lihat di Shohih Jamiâus Shaghir 3513 ).
Walaupun demikian, wali seorang anak kecil wajib menyuruh anaknya untuk sholat agar melatih sang anak menjaga sholat lima waktu. Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, âPerintahkanlah anak kalian yang sudah berumur tujuh tahun untuk mengerjakan sholat, dan pukullah mereka agar mereka mau mengerjakan sholat saat mereka berumur 10 tahun dan pisahkanlah tempat tidur mereka.â (Hasan, Shahih Jamiâus Shaghir 5868, HR. Abu Daud)
Pilar Islam Ketiga: Menunaikan Zakat
Inilah rukun Islam yang ketiga yaitu menunaikan zakat. Allah subhanahu wa taâala berfirman,
ÙÙÙ Ùا Ø£ÙÙ ÙرÙÙا Ø¥ÙÙÙÙا ÙÙÙÙعÙبÙدÙÙا اÙÙÙÙÙÙ Ù ÙØ®ÙÙÙصÙÙÙÙ ÙÙÙ٠اÙدÙÙÙÙÙ ØÙÙÙÙÙاء ÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙا اÙصÙÙÙÙاة٠ÙÙÙÙؤÙتÙÙا اÙزÙÙÙÙاة٠ÙÙØ°ÙÙÙÙ٠دÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙØ©Ù
âPadahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat. dan yang demikian itulah agama yang lurus.â (QS. Al Bayyinah: 5)
Allah subhanahu wa taâala juga berfirman ketika mengancam orang-orang yang tidak mau membayar zakatnya,
ÙÙÙا٠ÙÙØÙسÙبÙÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙبÙØ®ÙÙÙÙÙ٠بÙÙ Ùا آتÙاÙÙ٠٠اÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ ÙÙضÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙرا٠ÙÙÙÙÙ٠٠بÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø´ÙرÙÙ ÙÙÙÙÙ٠٠سÙÙÙØ·ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù Ùا بÙØ®ÙÙÙÙا٠بÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙÙÙÙا٠ÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙرÙاث٠اÙسÙÙÙ ÙاÙÙات٠ÙÙاÙØ£ÙرÙض٠ÙÙاÙÙÙÙ٠بÙÙ Ùا تÙعÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ø®ÙبÙÙرÙ
âSekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.â (QS. Ali Imran: 180)
Rasulullah shalallahu âalaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits dari Abu Hurairoh dari Nabi shalallahu âalaihi wa sallam beliau bersabda, âBarang siapa yang diberikan harta oleh Allah namun dia tidak menunaikan zakatnya pada hari kiamat dia akan menghadapi ular jantan yang botak kepalanya karena banyak bisanya dan memiliki dua taring yang akan mengalunginya pada hari kiamat. Kemudian ular tersebut menggigit dua mulutnya dan berkata, aku adalah harta simpananmu, aku adalah hartamu.â Kemudian Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam membaca ayat,
ÙÙÙا٠ÙÙØÙسÙبÙÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙبÙØ®ÙÙÙÙÙ٠بÙÙ Ùا آتÙاÙÙ٠٠اÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ ÙÙضÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙرا٠ÙÙÙÙÙ٠٠بÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø´ÙرÙÙ ÙÙÙÙÙ٠٠سÙÙÙØ·ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù Ùا بÙØ®ÙÙÙÙا٠بÙÙÙ ÙÙÙÙ٠٠اÙÙÙÙÙÙا٠ÙØ©Ù ÙÙÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙرÙاث٠اÙسÙÙÙ ÙاÙÙات٠ÙÙاÙØ£ÙرÙض٠ÙÙاÙÙÙÙ٠بÙÙ Ùا تÙعÙÙ ÙÙÙÙÙÙ Ø®ÙبÙÙرÙ
âSekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.â (QS. Ali Imran: 180)
Pilar Islam Keempat: Berpuasa Pada Bulan Ramadhan
Inilah rukun Islam keempat yang wajib dilakukan oleh seorang muslim yaitu berpuasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadhan dengan menahan makan, minum dan berhubungan suami istri serta pembatal lain dari mulai terbit fajar sampai tenggelamnya matahari. Allah subhanahu wa taâala berfirman,
ÙÙا Ø£ÙÙÙÙÙÙا اÙÙÙØ°ÙÙÙ٠آ٠ÙÙÙÙا٠ÙÙتÙب٠عÙÙÙÙÙÙÙ٠٠اÙصÙÙÙÙا٠٠ÙÙÙ Ùا ÙÙتÙب٠عÙÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ Ù ÙÙ ÙÙبÙÙÙÙÙÙ Ù ÙÙعÙÙÙÙÙÙ٠٠تÙتÙÙÙÙÙÙ٠أÙÙÙÙا٠ا٠٠ÙÙعÙدÙÙدÙات٠ÙÙÙ ÙÙ ÙÙاÙÙ Ù ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙرÙÙضا٠أÙÙ٠عÙÙÙ٠سÙÙÙر٠ÙÙعÙدÙÙØ©Ù Ù ÙÙÙ٠أÙÙÙÙا٠٠أÙØ®Ùر٠ÙÙعÙÙÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙØ·ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙدÙÙÙØ©Ù Ø·ÙعÙا٠٠٠ÙسÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙ Ù٠تÙØ·ÙÙÙÙع٠خÙÙÙرا٠ÙÙÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙر٠ÙÙÙÙÙ ÙÙØ£Ù٠تÙصÙÙÙ ÙÙا٠خÙÙÙر٠ÙÙÙÙÙ٠٠إÙÙ ÙÙÙتÙ٠٠تÙعÙÙÙÙ ÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙر٠رÙÙ ÙضÙاÙ٠اÙÙÙØ°ÙÙ٠أÙÙزÙÙÙ ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙرÙØ¢ÙÙ ÙÙدÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙاس٠ÙÙبÙÙÙÙÙÙات٠٠ÙÙÙ٠اÙÙÙÙدÙÙ ÙÙاÙÙÙÙرÙÙÙاÙÙ ÙÙÙ ÙÙ Ø´ÙÙÙد٠٠ÙÙÙÙ٠٠اÙØ´ÙÙÙÙر٠ÙÙÙÙÙÙصÙÙ ÙÙÙ
âHai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan , maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qurâan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.â (QS. Al Baqarah: 183-185)
Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, âBarang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena beriman dengan kewajibannya dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.â (Muttafaqun âAlaihi)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, âAllah berfirman, seluruh amal anak cucu Adam adalah untuknya sendiri kecuali puasa. Puasa adalah untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Jika kalian berpuasa, maka janganlah kalian berbicara kotor atau dengan berteriak-teriak. Jika ada yang menghina kalian atau memukul kalian, maka katakanlah âaku sedang berpuasaâ sebanyak dua kali. Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibandingkan bau minyak kesturi pada hari kiamat nanti. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan, bahagia ketika berbuka berpuasa dan bahagia dengan sebab berpuasa ketika bertemu dengan Rabbnya.â (Muttafaqun âAlaihi)
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, âSesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu yang disebut dengan pintu Ar Rayyan. Hanya orang-orang yang sering berpuasa yang akan memasuki pintu tersebut. Mereka dipanggil, âMana orang-orang yang berpuasa?â kemudian mereka masuk ke dalamnya dan orang-orang selain mereka tidak bisa masuk. Jika mereka sudah masuk, maka tertutup pintu tersebut dan tidak ada lagi yang masuk selain mereka.â (Muttafaqun âalaihi)
Pilar Islam Kelima: Menunaikan Haji ke Baitullah Jika Mampu
Rukun Islam yang kelima yaitu menunaikan haji ke Baitullah jika mampu sekali seumur hidup. Allah subhanahu wa taâala berfirman,
ÙÙÙÙÙÙÙ٠عÙÙÙ٠اÙÙÙÙاس٠ØÙجÙ٠اÙÙبÙÙÙت٠٠ÙÙ٠اسÙتÙØ·Ùاع٠إÙÙÙÙÙÙ٠سÙبÙÙ
âMengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.â (QS. Ali Imran: 97)
Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairoh, âUmroh yang satu dengan yang selanjutnya menjadi pelebur dosa di antara keduanya dan tidak ada pahala yang pantas bagi haji yang mabrur kecuali surga.â (Muttafaqun âalaihi)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan dari Abu Hurairah beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam pernah berkhotbah, âWahai manusia, Allah telah mewajibkan pada kalian ibadah haji, maka berhajilah.â Kemudian ada seorang laki-laki yang berkata, âApakah pada setiap tahun wahai Rasulullah?â kemudian beliau terdiam sampai-sampai laki-laki itu bertanya sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda, âSeandainya aku katakan Iya, niscaya akan wajib bagi kalian padahal kalian tidak mampu. Biarkan apa yang aku tinggalkan karena sesungguhnya sebab kebinasaan orang setelah kalian adalah banyak bertanya dan menyelisihi nabinya. Jika aku perintahkan satu hal maka lakukan semampu kalian dan jika aku melarang sesuatu maka jauhilah.â (HR. Muslim).
Apakah yang dimaksud dengan mampu pada pelaksanaan ibadah haji? Syaikh Abdul âAzhim bin Badawi menjelaskan bahwa kemampuan dalam melaksanakan ibadah haji terkait dengan 3 hal yaitu:
Pertama, kesehatan berdasarkan hadits dari ibnu Abbas bahwa ada seorang wanita dari Jaâtsam yang mengadu pada Rasulullah shallallahu âalaihi wa sallam, âWahai Rasulullah sesungguhnya ayahku terkena kewajiban haji ketika umurnya sudah tua dan ia tidak mampu menaiki tunggangannya, apakah aku boleh berhaji untuknya?â Rasul shallallahu âalaihi wa sallam bersabda, âBerhajilah untuknya.â (Muttafaqun âalaihi)
Kedua, memiliki bekal untuk perjalanan haji pulang-pergi dan memiliki bekal untuk kebutuhan orang-orang yang wajib dia beri nafkah. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu âalaihi wa sallam, âCukuplah seorang disebut sebagai pendosa jika dia menyia-nyiakan orang yang wajib dia nafkahi.â (HR. Abu Daud)
Ketiga, aman dari gangguan dalam perjalanan. Karena menunaikan haji padahal kondisi tidak aman adalah sebuah bahaya dan bahaya merupakan salah satu penghalang yang disyariatkan.
Penutup
Demikianlah penjelasan ringkas tentang lima pilar Islam yang kita kenal dengan rukun Islam. Semoga apa yang kami sampaikan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amiin ya mujibbas Saailiinâ¦
Rujukan:
Syarah Arbaâin An Nawawiyah, Syaikh Shalih bin Abdil âAziiz Alu Syaikh
Taisir Wushul Ilaa Nailil Maâmul bi Syarhi Tsalatsatil Ushul, Syaikh Nuâman bin Abdil Kariim Al Watr
Al Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil âAziiz Syaikh Abdul âazhim Badawi
Syarah Aqidah al Wasithiyyah (Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin)
***
Penulis: Abu Fatah Amrullah (Alumni Maâhad Ilmi)
Murojaah: Ust. Aris Munandar
Inilah Pilar Agamamu: Penjelasan Ringkas Rukun Islam (3)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar