Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Di zaman ini, akhlak baik kepada orang tua seakan semakin sirna. Apalagi sudah disibukkan dengan anak dan istri. Atau barangkali ada kesibukan yang sebenarnya tidaklah urgent, namun ketika ortu memanggil, jawaban sang anak, âAduh Mama, ini lagi asyik nih. Trus saja Oci (panggilan akrabnya) diganggu.â Gitulah anak muda. Karena terpengaruh TV, lingkungan dan lainnya.
Tak tahukah kita bahwa bermuamalah baik dengan ortu adalah jalan menuju surga?
Coba kita lihat hadits berikut ini yang disebutkan oleh Imam Al Bukhari rahimahullah dalam kitab Al Adabul Mufrod.
Dari Thaisalah bin Mayyas , ia berkata,
ÙÙÙÙØªÙ Ù ÙØ¹Ù اÙÙÙÙØ¬ÙØ¯ÙØ§ØªÙ Ø ÙÙØ£ÙØµÙØ¨Ùت٠ذÙÙÙÙÙØ¨Ùا ÙØ§Ù Ø£ÙØ±ÙاÙÙØ§ Ø¥ÙÙØ§ÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙÙØ¨ÙØ§Ø¦ÙØ±ÙØ ÙÙØ°ÙÙÙØ±ÙØªÙ Ø°ÙØ§ÙÙÙÙ ÙÙØ§Ø¨ÙÙ٠عÙÙ ÙØ±Ù. ÙØ§ÙÙÙ: Ù ÙØ§ ÙÙÙÙØ ÙÙÙØªÙ:Ù ÙÙØ°Ùا ÙÙÙÙØ°Ùا. ÙÙØ§ÙÙ: ÙÙÙÙØ³Ùت٠ÙÙØ°ÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙÙÙØ¨ÙØ§Ø¦ÙØ±ÙØ ÙÙÙÙÙ ØªÙØ³ÙعÙ: اÙÙØ¥ÙØ´ÙØ±ÙاÙÙ Ø¨ÙØ§ÙÙÙÙØ ÙÙÙÙØªÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙ ÙØ©ÙØ ÙÙØ§ÙÙÙÙØ±Ùار٠٠ÙÙÙ Ø§ÙØ²ÙÙØÙÙÙØ ÙÙÙÙØ°ÙÙ٠اÙÙÙ ÙØÙØµÙÙÙØ©ÙØ ÙÙØ£ÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØ¨ÙØ§Ø ÙÙØ£ÙÙÙÙÙ Ù ÙØ§Ù٠اÙÙÙÙØªÙÙÙÙ ÙØ ÙÙØ¥ÙÙÙØÙØ§Ø¯Ù ÙÙ٠اÙÙÙ ÙØ³ÙØ¬ÙØ¯ÙØ ÙÙØ§ÙÙÙØ°ÙÙÙ ÙÙØ³ÙØªÙØ³ÙØ®ÙØ±Ù Ø ÙÙØ¨ÙÙÙØ§Ø¡Ù اÙÙÙÙØ§ÙÙØ¯ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙ٠اÙÙØ¹ÙÙÙÙÙÙÙØ ÙØ§ÙÙÙ: ÙÙ٠ابÙÙ٠عÙÙ ÙØ±Ù: Ø£ÙØªÙÙÙØ±ÙÙÙ٠اÙÙÙÙØ§Ø±Ù Ø ÙÙØªÙØÙبÙ٠أÙÙÙ ØªÙØ¯ÙØ®ÙÙ٠اÙÙØ¬ÙÙÙÙØ©ÙØ ÙÙÙÙØªÙ: Ø¥ÙÙÙØ ÙÙØ§ÙÙÙÙ! ÙÙØ§ÙÙ: Ø£ÙØÙÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙØ¯ÙاÙÙØ ÙÙÙÙØªÙ: عÙÙÙØ¯ÙÙ٠أÙÙ ÙÙÙÙ. ÙÙØ§ÙÙ: ÙÙÙÙØ§ÙÙÙÙ! ÙÙÙ٠أÙÙÙÙÙØªÙ ÙÙÙÙØ§ اÙÙÙÙÙØ§ÙÙ ÙØ ÙÙØ£ÙØ·ÙØ¹ÙÙ ÙØªÙÙÙØ§ Ø§ÙØ·ÙÙØ¹ÙØ§Ù ÙØ ÙÙØªÙØ¯ÙØ®ÙÙÙÙÙ٠اÙÙØ¬ÙÙÙÙØ©Ù Ù ÙØ§ Ø§Ø¬ÙØªÙÙÙØ¨Ùت٠اÙÙÙÙØ¨ÙØ§Ø¦ÙØ±Ù.
âKetika tinggal bersama An Najdaat, saya melakukan perbuatan dosa yang saya anggap termasuk dosa besar. Kemudian saya ceritakan hal itu kepada âAbdullah bin âUmar. Beliau lalu bertanya, âPerbuatan apa yang telah engkau lakukan?â âSaya pun menceritakan perbuatan itu.â Beliau menjawab, âHal itu tidaklah termasuk dosa besar. Dosa besar itu ada sembilan, yaitu mempersekutukan Allah, membunuh orang, lari dari pertempuran, memfitnah seorang wanita mukminah (dengan tuduhan berzina), memakan ribaâ, memakan harta anak yatim, berbuat maksiat di dalam masjid, menghina, dan [menyebabkan] tangisnya kedua orang tua karena  durhaka [kepada keduanya].â Ibnu Umar lalu bertanya, âApakah engkau takut masuk neraka dan ingin masuk surga?â âYa, saya inginâ, jawabku. Beliau bertanya, âApakah kedua orang tuamu masih hidup?â âSaya masih memiliki seorang ibuâ, jawabku. Beliau berkata, âDemi Allah, sekiranya engkau berlemah lembut dalam bertutur kepadanya dan memasakkan makanan baginya, sungguh engkau akan masuk surga selama engkau menjauhi dosa-dosa besar.â (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 8, shahih. Lihat Ash Shahihah 2898)
Lihatlah akhi â¦Â saksikanlah ukhti â¦Â bagaimana dengan sikap lemah lembut pada orang tua yang mengandung dan membesarkan kita bisa memasukkan dalam surga! Subhanallah ⦠Ternyata begitu ringan amalan tersebut bagi siapa yang Allah mudahkan.
Disebutkan oleh Imam Al Bukhari pula dalam kitab yang sama, dari Urwah, ia berkata mengucapkan firman Allah,
ÙÙØ§Ø®ÙÙÙØ¶Ù ÙÙÙÙÙ ÙØ§ جÙÙÙØ§ØÙ Ø§ÙØ°ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ø§ÙØ±ÙÙØÙÙ ÙØ©Ù
âDan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan.â (QS. Al Isroâ: 24)
ÙØ§ÙÙÙ: âÙØ§Ù تÙÙ ÙØªÙÙÙØ¹Ù Ù ÙÙÙ Ø´ÙÙÙØ¡Ù Ø£ØÙبÙÙØ§ÙÙ
Lalu ia berkata, âJanganlah engkau menolak sesuatu yang diinginkan oleh keduanya.â (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 9, shahih secara sanad)
Cobalah renungkan kedua hadits di atas. Berlemah lembut pada ortu sungguh luar biasa. Amalan sederhana. Namun memang butuh dilatih. Apalagi kita mesti menghadapi orang tua yang mudah emosi, sedikit-sedikit marah. Memang butuh kesabaran. Kalau kita mengingat balasan lemah lembut, sungguh itu akan membuat kita berakhlak baik pada mereka. Cobalah membalas keburukan dengan kebaikan. Moga saja kita dimudahkan oleh untuk bisa melakukannya. Allah Taâala berfirman,
ÙÙÙÙØ§ ØªÙØ³ÙتÙÙÙ٠اÙÙØÙØ³ÙÙÙØ©Ù ÙÙÙÙØ§ Ø§ÙØ³ÙÙÙÙÙØ¦Ùة٠ادÙÙÙØ¹Ù Ø¨ÙØ§ÙÙÙØªÙÙ ÙÙÙÙ Ø£ÙØÙØ³ÙÙÙ ÙÙØ¥ÙØ°ÙØ§ اÙÙÙØ°Ù٠بÙÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ¨ÙÙÙÙÙÙÙ Ø¹ÙØ¯ÙاÙÙØ©Ù ÙÙØ£ÙÙÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙ ØÙÙ ÙÙÙ Ù (34) ÙÙÙ ÙØ§ ÙÙÙÙÙÙÙØ§ÙÙØ§ Ø¥ÙÙÙÙØ§ اÙÙÙØ°ÙÙÙÙ ØµÙØ¨ÙرÙÙØ§ ÙÙÙ ÙØ§ ÙÙÙÙÙÙÙØ§ÙÙØ§ Ø¥ÙÙÙÙØ§ ذÙÙ ØÙظÙÙ Ø¹ÙØ¸ÙÙÙ Ù (35)
âDan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.â (QS. Fushilat: 34-35)
Sahabat yg mulia, Ibnu âAbbas -radhiyallahu âanhuma- mengatakan, âAllah memerintahkan pada orang beriman untuk bersabar ketika ada yang membuat marah, membalas dengan kebaikan jika ada yang buat jahil, dan memaafkan ketika ada yang buat jelek. Jika setiap hamba melakukan semacam ini, Allah akan melindunginya dari gangguan setan dan akan menundukkan musuh-musuhnya. Malah yang semula bermusuhan bisa menjadi teman dekatnya karena tingkah laku baik semacam ini.â
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, âNamun yang mampu melakukan seperti ini adalah orang yang memiliki kesabaran. Karena membalas orang yg menyakiti kita dengan kebaikan adalah suatu yang berat bagi setiap jiwa.â (Tafsir Al Qurâan Al âAzhim, 12/243)
Semoga kita kembali teringat dengan sabda Nabi shallallahu âalaihi wa sallam,
Ø±ÙØºÙ٠٠أÙÙÙÙÙÙÙ Ø«ÙÙ ÙÙ Ø±ÙØºÙ٠٠أÙÙÙÙÙÙÙ Ø«ÙÙ ÙÙ Ø±ÙØºÙ٠٠أÙÙÙÙÙÙ٠». ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ ÙÙØ§ Ø±ÙØ³ÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ§Ù٠« Ù ÙÙÙ Ø£ÙØ¯ÙرÙÙÙ ÙÙØ§ÙÙØ¯ÙÙÙÙ٠عÙÙÙØ¯Ù اÙÙÙÙØ¨ÙØ±Ù Ø£ÙØÙØ¯ÙÙÙÙ ÙØ§ Ø£ÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙÙÙÙ ÙØ§ Ø«ÙÙ ÙÙ ÙÙÙ Ù ÙÙØ¯ÙØ®ÙÙ٠اÙÙØ¬ÙÙÙÙØ©Ù
âSungguh terhina, sungguh terhina, sungguh terhina.â Ada yang bertanya, âSiapa, wahai Rasulullah?â Beliau bersabda, â(Sungguh hina) seorang yang mendapati kedua orang tuanya yang masih hidup atau salah satu dari keduanya ketika mereka telah tua, namun justru ia tidak masuk surga.â (HR. Muslim no. 2551)
Jadikanlah bakti pada orang tua, berlemah lembut pada mereka sebagai jalan menuju surga yang penuh kenikmatan yang tiada tara.
Dari Abdullah bin âUmar radhiyallahu âanhuma, ia berkata,
Ø±ÙØ¶Ùا Ø§ÙØ±ÙÙØ¨ÙÙ ÙÙÙ Ø±ÙØ¶Ùا اÙÙÙÙØ§ÙÙØ¯Ù ÙÙ Ø³ÙØ®ÙØ·Ù Ø§ÙØ±ÙÙØ¨ÙÙ ÙÙÙ Ø³ÙØ®Ùط٠اÙÙÙÙØ§ÙÙØ¯Ù
âRidha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.â (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu âalaihi wa sallam)
Semoga kita mengingat perkataan amat bagus dari Kaâab Al Ahbar. Beliau pernah ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka pada orang tua, beliau mengatakan,
إذا Ø£Ù Ø±Ù ÙØ§ÙØ¯Ù Ø¨Ø´ÙØ¡ ÙÙ٠تطعÙ٠ا ÙÙØ¯ عÙÙØªÙ٠ا Ø§ÙØ¹ÙÙÙ ÙÙÙ
âApabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu perkara (selama bukan dalam maksiat, pen) namun engkau tidak mentaatinya, berarti engkau telah melakukan berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.â (Birrul Walidain, hal. 8, Ibnul Jauziy)
Semoga Allah beri taufik dan kemudahan bagi kita sekalian untuk berlemah lembut dan berakhlak pada orang tua kita yang amat kita kasihi. Wallahu waliyyut taufiq.
- Alhamdulillahilladzi bi niâmatihi tatimmush shalihaat -
Riyadh-KSA, 24 Rabiâuts Tsani 1432 H (29/03/2011)
Penulis:Â Muhammad Abduh Tuasikal
Ucapan Lemah Lembut pada Orang Tua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar