Ditulis Oleh Ustdaz Marwan
Setiap tubuh manusia di dalamnya terdapat segumpal darah yang terletak di dalam dadanya. Hati itulah kebanyakan dari manusia menyebutnya. Hati merupakan tempat penglihatan Allah atas hambaNya. Hati adalah tempatnya niat yang dengannya diterima atau ditolaknya suatu amalan dhohir. Hati adalah tempat yang dengannya mengenal Alloh, mencintaiNya, takut, berharap dan bertawakkal kepadaNya. Sehingga Nabi shallallahuâalaihi wa sallam menyatakan berkenaan dengan segumpal darah yang ada pada setiap tubuh manusia tersebut dengan sabdanya :
Ø£ÙØ§ ÙÙØ¥ÙÙÙ ÙÙ Ø§ÙØ¬Ø³Ø¯Ù Ù ÙØ¶ÙØºÙØ© إذا صÙÙÙØÙØªÙ صÙÙÙØÙ Ø§ÙØ¬ÙØ³ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ¥Ø°Ø§ ÙÙØ³ÙØ¯ÙØªÙ ÙÙØ³ÙØ¯Ù Ø§ÙØ¬ÙØ³ÙØ¯Ù ÙÙÙÙÙÙÙ Ø£ÙØ§ ÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙØ¨Ù
Dan ketahuilah sesungguhnya pada tubuh manusia itu terdapat segumpal darah, jika ia baik maka baiklah seluruh anggota badannya, dan jika ia rusak rusaklah seluruh anggota tubuhnya, ketahuilah bahwa segumpal darah tersebut adalah hati.Hadits Riwayat Bukhory dan Muslim dari sahabat An-Nuâman bin Basyir âradziallahuâanhuma-
Ibnul Qoyyim âRahimahullah- menyebutkan : Sesuatu yang paling mulia pada tubuh manusia adalah hatinya, Hati adalah yang mengenal Alloh Taâaala yang senantiasa berusaha tertuju kepadaNya dan yang senantiasa berusaha untuk mencintaiNya, Hati adalah tempatnya iman dan pengetahuan, ia yang diajak berbicara dan yang diutus kepadanya para Rasul, yang dikhususkan dengan pemberian yang paling utama yaitu keimanan dan akal.Adapun seluruh anggota badan hanyalah mengikuti hati dan melayani hati tersebutâ¦.- sampai akhir ucapan beliau â
Kegalauan, rasa gundah gulana dan yang kemudian berakibat menjadikan kerasnya hati bak kerasnya batu atau bahkan lebih keras dari batu , adalah disebabkan karena ketertipuan dengan berbagai perhiasan dunia dan pernak-pernik dari fitnah dunia. Memberikan kebanyakan dari waktunya untuk mencari dunia dan bersenang-senang terhadap perkara dunia yang telah dicapainya. Dan sedikitnya sikap untuk menghadiri halaqoh ilmu dan merasa cukup dengan apa yang ia ketahui dari urusan agamanya.
Belum lagi, dari dunia luar mengancam berbagai hal-hal yang lebih akan memalingkan lagi, yaitu hal-hal yang secara hukum syariâah mewajibkan untuk menjauhinya. Dulunya sebagian rumah-rumah kaum muslimin dengan kesadarannya sehingga selamat dari perkara yang melalaikan, dengan dikeluarkannya dari rumah tersebut suatu benda berupa televisi dan yang semisalnya. Akan tetapi suatu musibah yang menimpa di zaman ini, bahwa benda dari dunia luar tersebut bukan lagi masuk ke rumah-rumah kaum muslimin akan tetapi sekarang telah masuk ke saku-saku baju anak-anak kaum muslimin.
Para orang tua, para bapak, para ibu dan segenap kaum muslimin di hadapan kita semua terdapat tantangan baru, kelanjutan episode yang telah lalu. Kalau kisah episode yang telah lalu ada orang tua yang mengatakan kepada anaknya ketika bermain di tempat kakek-neneknya : Nak, di tempat simbah dilarang nonton televisi ya ! Awas nanti saya tanya kepada mbah⦠atau ungkapan semisalnya. Adapun episode sekarang dan mendatang bagaimana para orang tua akan menasihati anak-anak mereka. Jawabannya adalah kembali kepada para orang tua tersebut yang sadar dan yang memiliki kepedulian atas pendidikan dan akhlak anak-anak mereka masing-masing. Rasulullah Shallallahuâalaihi wa sallam menyatakan dalam sabdanya :
ÙÙÙÙÙ Ù ÙÙÙÙØ¯Ù ÙÙÙÙØ¯Ù عÙÙÙ ÙØ·Ø±Ø©Ù ÙØ£Ø¨ÙاÙÙ ÙÙÙÙÙÙØ¯Ø§Ù٠أ٠ÙÙÙÙØµÙÙØ±Ø§ÙÙÙ٠أ٠ÙÙ٠جÙÙØ³Ø§ÙÙÙÙ
Setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang kemudian menjadikan anak-anak mereka itu apakah sebagai seorang Yahudi, Nasrani atau seorang Majusi.
Peran wanita shalihah apakah kedudukannya sebagai dirinya sendiri atau kedudukannya sebagai seorang isteri atau kedudukannya sebagai seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar terhadap perilaku dan akhlak generasi anak-anak kaum muslimin.
Wanita shalihah sebagai dirinya sendiri ia akan memulai dari dirinya untuk memerangi jiwanya berupaya menjalankan setiap perintah dan berupaya menjauhi setiap larangan Allah dan RasulNya. Senantiasa ia memohon kepada Alloh Taâaala dengan panjatan doa sebagaimana yang diucapkan oleh Rasulullah shallahuâalaihi Wa Sallam dalam setiap khutbah hajah beliau :
ÙÙÙÙØ¹ÙÙØ° باÙÙÙÙ Ù ÙÙÙ Ø´ÙØ±Ùر٠أÙÙÙØ³ÙÙØ§ ÙÙÙ ÙÙ٠سÙÙÙÙØ§ØªÙ أعÙ٠اÙÙØ§
Dan kami berlindung kepada Allah dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan kejelekan amalan-amalan kami.
Seorang wanita shalihah akan senantiasa menghisab jiwanya dan menyelisihi dari setiap seruan kejelekan dari jiwanya. âUmar bin al-Khaththab berkata :Â Hisablah jiwa-jiwa kalian sebelum kalian dihisab, dan timbanglah jiwa-jiwa kalian sebelum ditegakkan timbangan kepada kalian, sungguh yang demikian itu lebih ringan untuk menghadapi penghisaban di hari esok (kiamat), dan timbanglah jiwa-jiwa kalian untuk menghadapi hari dihadapkan seluruh amalan (hari kiamat) nanti.Firman Allah Taâaala :
ÙÙÙÙÙ ÙØ¦ÙØ°Ù ØªÙØ¹ÙØ±ÙØ¶ÙÙÙÙ ÙÙØ§ ØªÙØ®ÙÙÙÙÙ° Ù ÙÙÙÙÙ Ù Ø®ÙØ§ÙÙÙÙØ©Ù
Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Rabb-mu) tidak ada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah Taâaala). (Al-Haaqah : 18 ).
Perkara yang sangat pantas menghiasi diri seorang wanita shalihah adalah tidak lalai dari menghisab jiwanya dan senantiasa menghisab jiwanya apakah pada setiap gerak-gerik tindakannya, setiap langkah kakinya, dan bahkan di saat diamnya. Firman Allah Taâaala :
ÙÙØ£ÙÙ ÙÙØ§ Ù ÙÙÙ Ø®ÙØ§ÙÙ Ù ÙÙÙØ§Ù Ù Ø±ÙØ¨ÙÙÙÙ ÙÙÙÙÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙØ³Ù عÙÙ٠اÙÙÙÙÙÙÙÙ°
ÙÙØ¥ÙÙÙ٠اÙÙØ¬ÙÙÙÙØ©Ù ÙÙÙ٠اÙÙÙ ÙØ£ÙÙÙÙÙ°
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabb-nya dan ia menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, Maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.(An-Naaziâaat : 40-41).
Wanita shalihah senantiasa berupaya melakukan sebab-sebab yang akan melunakkan hatinya, dan sebesar-besar sebab perkara untuk melunakkan hati adalah senantiasa membaca Al-Qurâan dan mendengarkannya, firman Allah Taâaala :
Ø¥ÙÙÙÙ ÙÙ٠ذÙÙ°ÙÙÙÙ ÙÙØ°ÙÙÙØ±ÙÙÙ° ÙÙÙ ÙÙ ÙÙØ§ÙÙ ÙÙÙÙ ÙÙÙÙØ¨Ù Ø£ÙÙ٠أÙÙÙÙÙÙ Ø§ÙØ³ÙÙÙ ÙØ¹Ù ÙÙÙÙÙÙ Ø´ÙÙÙÙØ¯Ù
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qaaf : 37).
Dan Firman Allah Taâaala :
ÙÙØ°ÙÙÙÙØ±Ù Ø¨ÙØ§ÙÙÙÙØ±ÙØ¢ÙÙ Ù ÙÙ ÙÙØ®ÙاÙÙ ÙÙØ¹ÙÙØ¯Ù
Maka beri peringatanlah dengan Al-Qurâan orang yang takut kepada ancaman-Ku.(Qaaf : 45)
Dan wanita shalihah adalah seorang yang cermat di dalam memilih sahabat dekat , terlebih di dalam menimba ilmu agama ini dari siapa ia mengambilnya. Rasulullah shallallahuâalaihi wa sallam bersabda :
اÙÙ ÙØ±ÙØ¡ÙÂ Ù ÙØ¹Ù دÙÙÙÙ Ø®ÙÙÙÙÙÙ
Seseorang itu bersama agama teman dekatnya.
Firman Allah Taâaala :
ÙÙÙÙØ§ تÙÙÙÙÙÙÙØ§ ÙÙØ§ÙÙÙØ°ÙÙÙÙ ÙÙØ³ÙÙØ§ اÙÙÙÙÙÙ ÙÙØ£ÙÙØ³ÙاÙÙ٠٠أÙÙÙÙØ³ÙÙÙÙ Ù Û Ø£ÙÙÙÙٰئÙÙÙ ÙÙ٠٠اÙÙÙÙØ§Ø³ÙÙÙÙÙÙ
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Alloh. Lalu Alloh menjadikan mereka lupa kepada diri-diri mereka sendiri, mereka itu adalah orang-orang yang fasiq.(Al-Hasyr : 19).
Sehingga demikian pula seorang wanita shalihah adalah menghindari dan menjauhkan diri dari berteman kepada orang-orang yang berlaku kejelekan dan para pelaku kemaksiatan, karena sesungguhnya seseorang itu adalah siapa yang menjadi teman dekatnya, dan di dalam mengenali seeorang janganlah bertanya kepada seseorang tersebut akan tetapi bertanyalah tentang siapa teman dekat seseorang yang ingin kalian kenal tersebut.
Fenomena berteman secara acak, telah disuguhkan pada jejaring social yang bernama Facebook dan yang semisalnya, akankah wanita muslimah yang masih dipenuhi rasa malu untuk nimbrung di dalamnya? Terlebih kedudukan sebagai wanita shalihah.
Masih banyak sarana untuk mendapatkan ilmu agama ini dengan perkara yang lebih selamat. Tidaklah semua perkara yang mubah mesti harus digunakan, apalagi perkara yang mubah tersebut jelas membawa kepada kemudharatan agamanya.  Naâuudzu billahi min kulli syarrin.
Sumber :Â www.salafy.or.id
Sejenak Menghisab Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar